Baliho berukuran besar bergambarkan Ridwan Kamil atau RK terpampang di sudut jalan Jakarta pada Februari 2024 lalu. RK yang mengenakan kemeja flanel nampak membawa ransel. Pada baliho itu terdapat potongan pesan yang berisi pertanyaan, “Lagi jalan ke mana, Kang?”. Pesan itu kemudian seolah-olah dijawab RK yang mengucapkan bakal menjalankan perjalanan menuju Jakarta. “OTW Jakarta nih.”
RK pun mengklarifikasi. Ia menegaskan baliho itu bukanlah seputar kemauannya maju sebagai calon gubernur Jakarta. Tapi sebagai strategi marketing di mana dirinya menjadi brand ambassador dari sebuah produk skincare.
Berjeda enam bulan, jalan RK menuju Pilkada 2024 semakin riil adanya setelah Partai Golkar memastikan mengusung Dedi Mulyadi maju di Pilkada Jabar, dan RK beradu di Pilkada Jakarta.
“Pak Dedi di sana (Jawa Barat), berarti OTW RK (ke Jakarta) jadi benar. Mungkin baliho https://zonaberita.info/isteri-laporkan-mantan-suami-yang-gelar-pesta-perceraian-di-lampung/ dipasang lagi kali ya, gimana?” ucap Sekjen Partai Golkar, Lodewijk F Paulus dikutip Sabtu, 3 Agustus 2024.
Langkah RK maju dalam Pilkada Jakarta tak hanya ditopang Partai Golkar. Partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) juga mensupportnya. Koalisi ini yakni partai yang menunjang Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Sementara sebutan Plus dialamatkan kepada partai yang berada di luar itu yakni PKB, Nasdem, dan PKS, dan PDIP.
Ketiga partai di luar KIM kecuali PDIP, sebelumnya mendeklarasikan menunjang Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta 2024. Tapi sampai sekarang, ketiganya belum mengucapkan bulat berkoalisi membawa Anies menuju pertarungan Jakarta 1.
Menurut Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno, sampai saat ini belum ada yang dapat memastikan bahwa Nasdem, PKS dan PKB iman politiknya akan kokoh terus 100 persen mengusung Anies Baswedan untuk maju dalam pemilihan gubernur Jakarta. PKB semisal, bereaksi negatif setelah PKS menyodorkan duet antara Anies dan Shohibul Iman.
“Dan baru-baru ini PKB sudah tak terlampau agresif menyebut Anies yang akan mereka usung dalam pilkada Jakarta,” kata dia kepada 6.com, Senin (5/8/2024).
Sementara Nasdem, dia menambahkan, sekalipun sudah deklarasi tapi rupanya Ahmad Syahroni baru-baru ini mengucapkan bahwa anjuran kepada Anies dapat berubah dan ditarik kembali.
“Hal ini tentu menjadi sinyal bahwa Nasdem pun dalam banyak hal bukan tak mungkin di kemudian hari akan berubah,” sebutnya.
Sedangkan PKS pun demikian. Ini mulai memberikan deadline kepada Anies untuk mencari tambahan partai politik guna menggenapi jumlah koalisi agar dapat meregistrasikannya ke KPU.
“Sebab jika hanya PKS sendiri kan tak dapat maju. Jadi hal-hal yang semacam ini yang kemudian ditangkap oleh publik bahwa tiga partai ini belum tentu dan belum dapat dipastikan 100 persen mereka akan tetap solid mengusung Anies apalagi pada saat yang bersamaan semisal godaan untuk merayu PKB, Nasdem dan PKS menjadi bagian dari Koalisi KIM semakin cepat,” terang Adi.
Ia mengucapkan, godaan dari KIM untuk masuk ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran dilakukan secara terbuka. Tarikan untuk masuk dalam koalisi nasional dapat diartikan berlanjut pada gelanggang Pilkada Jakarta.
“Dasco dalam Harlah PKB jika tak salah secara terbuka ngajak PKB berkoalisi dengan KIM. NasDem juga demikian itu dan PKS juga demikian itu. Jadi tarikan masuk dalam koalisi nasional ini dapat menjadi tarikan dalam Pilkada Jakarta. Bila mau bergabung dengan KIM syaratnya yakni menarik dukungan kepada Anies Baswedan, maka dapat dipastikan Anies ini akan wassalam dan tak akan menerima dukungan politik di Jakarta dan di situlah kemudian KIM Plus akan terealisasi,” ujar dia.
Bila itu terbentuk, Pilkada Jakarta akan berlangsung dengan ditiru hanya satu poros saja. Artinya, Ridwan Kamil akan berhadapan dengan kotak kosong.
“Bila KIM plus realisasi, PKS, Nasdem, dan PKB merapat ya dapat dipastikan Pilkada Jakarta akan melawan kotak kosong. Jadi siapa saja yang diusung oleh KIM entah itu Ridwan Kamil atau yang lain rasa-rasanya yang dilawan yakni kotak kosong dengan catatan Nasdem, PKB dan PKS bergabung dengan KIM, dan hanya menyisakan PDIP yang sendiri, tak diajak gitu,” dia menandaskan.
Sementara itu Politisi PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan, KIM plus tak akan berani melawan kotak. Ia meyakini akan ditimbulkan calon independen untuk melawan pasangan yang diusung oleh KIM plus.
“Makanya dapat aja saya berani jamin, jika KIM plus itu hanya bikin satu calon pun, mereka tak akan pernah berani, ini ucapan saya nih bukan saya nantang orang. Tidak akan pernah berani menjalankan satu lawan kotak kosong,” kata Ahok usai acara Ask Ahok Anything di Jakarta Selatan, Sabtu 3 Agustus 2024.
Ahok meyakini pasangan yang diusung KIM plus dapat kalah jika melawan kotak kosong. Oleh maka, akan muncul calon independen sebagai lawan. Tapi demikian itu, Ia tidak mau menjawab apakah calon independen itu sebagai boneka atau bukan.
“Saya enggak tahu (calon boneka) karena enggak mudah ngumpulin (prasyarat independen), dulu kan udah independen nggak dapat lolos toh? Bikin list gak sesuai tau-tau lolos. Nah itu dapat kita mengamati,” ujar Ahok.
“Saya kira jika KIM plus berhasil, dia pasti akan lawan calon independen, karena jika dia lakukan kotak kosong akan dipermalukan. Akan habis nanti,” imbuh Ahok.